Jumat, 25 September 2015

surat cinta yang kepagian

dilarang mencintai bunga-bunga, begitu kata pak kunto, karena bunga-bunga adalah kelemah gemulaian, agak betina, dan jauh dari kedigdayaan. begitu juga dengan aku, sejak lama tak suka bunga-bunga, baik sebagai tumbuhan dengan warna-warni maupun sebagai benda yang menebarkan wangi, apalagi bunga kata-kata, metafora yang menjauhkan inti dari kata-kata. aku lebih suka batang-batang ejawantah, meski tak indah.

tapi itu dulu, ketika langitku bukan kamu.

bunga tak hanya indahnya saja, begitu kata matamu, melainkan wakil dari keabadian. tentu saja bukan bunga-bunga di pasar tamansari. bungamu adalah rumah penuh serbuk sari, yang memperlakukanku sebagai satu-satunya putik, menyambung generasi kami.

tak cukup mewakilkan keindahanmu pada bunga, juga wangimu. karena kamu adalah keindahan dan wewangian itu sendiri, aku tenggelam di dalamnya.

eh, lupa..aku bahkan tak pernah mengirimmu setangkaipun bunga, karena kamu adalah bunga itu sendiri :)

Tidak ada komentar: