Minggu, 05 Juli 2015

kambing hitam


ada sebuah negeri di mana semua penduduknya maling.
pada malam hari semua orang pergi meninggalkan rumah dengan gembok maling dan remang cahaya lentera, untuk merampok rumah tetangga. di waktu fajar, saat mereka kembali, mereka menemukan rumahnya sendiri telah dirampok.
semua orang  hidup bahagia bersama, tak seorangpun merasa kalah, karena setiap orang saling mencuri, mereka mencuri dari orang lain dan orang lain itu mencuri dari lainnya lagi, dan seterusnya, dan seterusnya sampai orang yang terakhir kecurian mencuri dari orang yang pertama mencuri. 
perdagangan di negeri itu tidak bisa terhindar dari saling mencurangi antara penjual dengan pembeli dan sebaliknya. sedangkan pemerintah di negeri itu adalah organisasi kriminal yang mencuri dari rakyatnya. lalu rakyatnya berusaha sebisa mungkin menipu pemerintah. dengan demikian kehidupan mengalir dengan lancar, tidak ada yang kaya, tidak pula ada yang miskin.

suatu hari, tanpa kita ketahui datanglah si jujur ke tempat itu. di malam hari, tidak seperti orang lain keluar dengan karung dan lenteranya, ia berdiam di rumah, merokok dan membaca novel.
para pencuri datang, mereka urung masuk melihat cahaya terang.
hal ini berlangsung sementara waktu : lalu mereka merasa harus memberitahu, jika ia tak ingin melakukan kebiasaan (mencuri) seperti orang lain, itu bukan alasan untuk bikin orang lain menghentikan kebiasaan mereka. jika setiap malam menghabiskan waktu di rumah, berarti esok hari tidak ada makanan untuk keluarga.
si jujur itu tidak dapat menerima alasan itu, ia bisa saja memilih pergi malam pulang pagi seperti yang lainnya, namun bukan untuk pergi mencuri. ia jujur, tidak dapat melakukan kebiasaan seperti orang-orang lainnya. lalu malam itu ia pergi ke jembatan, mengamati air yang mengalir di bawahnya. saat pulang, ia menemukan rumahnya kemalingan.

dalam waktu kurang dari seminggu, orang jujur itu menyadari uangnya telah habis kemalingan. tidak ada yang tersisa di rumahnya, bahkan sekedar makanan. tapi itu bukan masalah, karena ia sadar itu kesalahannya sendiri ; bukan, tapi masalahnya ia mulai marah kepada dirinya sendiri. karena ia membiarkan orang lain mencuri darinya tanpa ia mencuri dari orang lain. sehingga selalu saja ada orang yang pulang ke rumah saat fajar, menemukan rumahnya utuh. rumah yang seharusnya ia rampok. sehingga ada satu orang yang menemukan dirinya lebih kaya dari orang lain dan tidak ingin mencuri lagi. masalah semakin buruk, saat orang lain akan merampok rumah si jujur, mereka tidak menemukan apapun untuk dicuri, hal itu bikin orang lain jatuh miskin.

sementara itu, orang yang telah menjadi lebih kaya mulai meniru kebiasaan si jujur pergi malam hari ke jembatan, mengamati air yang mengalir di bawahnya. hal itu menambah keresahan, karena berarti akan semakin banyak orang menjadi lebih kaya, dan semakin banyak orang menjadi lebih miskin.

sekarang, orang-orang kaya itu mulai sadar jika setiap malam mereka pergi ke jembatan, maka mereka akan segera jatuh miskin. dan mereka mulai berpikir " mari kita membayar orang miskin untuk keluar rumah, dan merampok untuk kita"
mereka bikin kontrak, gaji tetap, persentase dari rampokan. mereka masih maling tentu saja, mereka masih berusaha saling tipu satu sama lain. pada akhirnya yang kaya menjadi makin kaya, dan yang miskin semakin miskin, dan semakin miskin lagi.

beberapa orang kaya berhenti turun tangan langsung menjadi pencuri, tetapi mereka tetap membayar orang lain tetap mencuri untuknya agar tetap kaya. karena jika mereka berhenti, mereka akan segera jatuh miskin, karena orang-orang miskin mencuri darinya. lalu mereka membayar yang termiskin dari orang-orang miskin itu untuk menjaga hartanya dari curian orang-orang miskin. itu berarti membentuk kepolisian dan membangun penjara.

hal itu terjadi beberapa tahun sejak kedatangan si jujur, orang-orang tak lagi bicara tentang pencurian dan kecurian, melainkan tentang si kaya dan si miskin ; tetapi mereka semua masih tetap pencuri.

satu-satunya orang jujur yang mengawali kisah ini, telah meninggal dalam masa yang sangat pendek, kelaparan.

kambing hitam - italo calvino.


Tidak ada komentar: